PELITAKARAWANG.COM-.SETELAH di analisis, para ilmuwan menyimpulkan bahwa mahligai pernikahan akan lebih bahagia jika sang istri memiliki tubuh lebih langsing ketimbang suami.
Kesimpulan itu didapat setelah melakukan pemantauan terhadap 169 pasangan pengantin baru berusia di bawah 35 tahun selama empat tahun. Mereka diminta mengisi dua kuesioner setiap enam bulan. Ditemukan, tingkat kebahagiaan perlahan menurun setelah masa bulan madu berakhir.
Namun, pria yang memiliki indeks massa tubuh lebih berat daripada istri mereka merasa lebih bahagia di awal pernikahan ketimbang yang memiliki berat badan yang sama atau lebih kecil. Efek ini cenderung terus berlaku selama masa pernikahan berlangsung.
Yang jelas di sini adalah bukan permasalahan apakah suami lebih bahagia bila istrnya lebih langsing, tapi yang berlaku adalah berat badan sang suami yang tidak memainkan peran dalam kebahagiaan pernikahan bagi istri.
Para peneliti dari University of Tennessee berspekulasi bahwa daya tarik fisik memiliki kualitas lebih penting. Ada juga unsur seksisme dalam masyarakat dengan perempuan diidentikkan dengan tubuh yang lebih ramping.
Studi ini diterbitkan dalam jurnal Social Psychological and Personality Science edisi edisi Juli 2011. (Pri/Sumber:MICOM)
Kesimpulan itu didapat setelah melakukan pemantauan terhadap 169 pasangan pengantin baru berusia di bawah 35 tahun selama empat tahun. Mereka diminta mengisi dua kuesioner setiap enam bulan. Ditemukan, tingkat kebahagiaan perlahan menurun setelah masa bulan madu berakhir.
Namun, pria yang memiliki indeks massa tubuh lebih berat daripada istri mereka merasa lebih bahagia di awal pernikahan ketimbang yang memiliki berat badan yang sama atau lebih kecil. Efek ini cenderung terus berlaku selama masa pernikahan berlangsung.
Yang jelas di sini adalah bukan permasalahan apakah suami lebih bahagia bila istrnya lebih langsing, tapi yang berlaku adalah berat badan sang suami yang tidak memainkan peran dalam kebahagiaan pernikahan bagi istri.
Para peneliti dari University of Tennessee berspekulasi bahwa daya tarik fisik memiliki kualitas lebih penting. Ada juga unsur seksisme dalam masyarakat dengan perempuan diidentikkan dengan tubuh yang lebih ramping.
Studi ini diterbitkan dalam jurnal Social Psychological and Personality Science edisi edisi Juli 2011. (Pri/Sumber:MICOM)