PELITAKARAWANG.COM-.Berbagai fenomena sosial dewasa ini diwarnai oleh berbagai peristiwa yang ditandai dengan munculnya Imperium baru, yaitu Neokolonialisme dan Neoterorisme sebagai dua kekuatan besar di dunia. Dengan Lahirnya kedua Imperium tersebut telah berimbas kepada semua sektor pranata peradaban manusia di seluruh dunia tidak terkecuali Indonesia. Fenomena tersebut telah menimbulkan krisis multi dimensi dengan sikap skeptis yang dalam dan beku, persoalan degradasi moral dan runtuhnya rasa percaya diri, dan sederet pelanggaran administrasi, hukum dan lain-lain. Karena itu perlu ditemukan akar permasalahan guna dijadikan bahan perumusan yang akomoditif dalam usaha pemecahan masalahnya.
Berdasarkan catatan sejarah semua umat Nabi dari Adam ( SUNDA), sebelum Indonesia lahir, Fokus pengamatan ditujukan kepada sebuah wawasan yang melatarbelakangi kelahiran Indonesia saat itu, yaitu wawasan Nusantara yang memandang batas-batas administratif berdasarkan pengertian Nusa dan Antara yang analog dengan budaya agraris dan maritim. Itulah suatu perpaduan antara dua peradaban yang menjadi warna utama dari peradaban manusia pimpinan di dunia yang menganut tataran semua umat Nabi dari Adam (SUNDA).
Untuk menyongsong babak baru yang lebih baik dan menjadikan perdamaian abadi diperlukan sebuah karya besar dalam proses rehabilitasi "Visi" dengan jalan mengacu kepada paradigma semua sumber ilmu dari Al-Quran dengan falsafah "SUNDA" yaitu "Keluhuran Hati Budi Nurani" yang aplikasinya dijalankan oleh para Nabi dan Rasul terutama Nabi Besar Muhammad Rasulullah SAW dan para pinisepuh raja-raja Tarumanagara Padjajaran dalam kepemimpinan yang arif dan bijaksana tapi tegas dalam tindakannya.
Kepemimpinan sampai saat ini apalagi kepala daerah sekarang merupakan posisi strategis dalam kehidupan suatu daerah disebabkan persoalan yang akan timbul, karena dengan adanya arus globalisasi dan transparansi membutuhkan figur bagi pemimpin yang dapat diandalkan untuk dijadikan suriteladan bagi rakyat dan daerahnya.Karena Fungsi Pemimpin sebagai sumber inspirasi dan gagasan, juga sebagai penggerak seluruh komponen bangsa untuk bersatu padu dalam memecahkan setiap permasalahan secara bersama-sama dan demokratis.
Untuk itu perlu adanya kegiatan kembali pembinaan "Keluhuran Hati Budi Nurani" oleh pemerintah baik pusat maupun daerah dan harus diikuti oleh semua jajarannya dalam bertugas dan bekerja dengan maksud dan tujuan untuk menemukan opsi, solusi, dan jalan keluar dari berbagai masalah Nasional/ regional dan daerah dalam rangka memperkokoh ketahanan NKRI agar segera diselesaikan, karena berbagai faktor lokal,regional dan global yang menghantuinya bisa meningkatkan semangat kejuangan atau kepeloporan dalam mempertahankan NKRI.
Atas dasar itulah maka kepemimpinan SUNDA perlu dilaksanakan secara intensif berdasarkan "Keluhuran Hati Budi Nurani" sebagai filosofi "SUNDA" dalam rangka kembali kepada fitrahnya.
Untuk itu perlu adanya kegiatan kembali pembinaan "Keluhuran Hati Budi Nurani" oleh pemerintah baik pusat maupun daerah dan harus diikuti oleh semua jajarannya dalam bertugas dan bekerja dengan maksud dan tujuan untuk menemukan opsi, solusi, dan jalan keluar dari berbagai masalah Nasional/ regional dan daerah dalam rangka memperkokoh ketahanan NKRI agar segera diselesaikan, karena berbagai faktor lokal,regional dan global yang menghantuinya bisa meningkatkan semangat kejuangan atau kepeloporan dalam mempertahankan NKRI.
Atas dasar itulah maka kepemimpinan SUNDA perlu dilaksanakan secara intensif berdasarkan "Keluhuran Hati Budi Nurani" sebagai filosofi "SUNDA" dalam rangka kembali kepada fitrahnya.
Diambil dari :
Fitrah Manusia Pembaharuan Administrasi Pemerintahan dalam Pembangunan Bangsa Indonesia
Fitrah Manusia Pembaharuan Administrasi Pemerintahan dalam Pembangunan Bangsa Indonesia
"SUNDA" Nusantara (Semua Umat Nabi dari Adam)
Prof. DR. H.R.E. Kosasih Taruna Sepandji,MS
0 komentar:
Posting Komentar